Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Sosial Humaniora mengambil bagian garda terdepan dalam memberikan trauma healing pada warga yang terdampak gempa bumi yang di susul dengan longsor dan pergerakan tanah di kabupaten pasaman pada tanggal 10 Maret 2022. Kegiatan ini dilakukan bersama para konselor dari jurusan bimbingan dan konseling universitas PGRI Sumatera Barat. Para konselor dan tim dosen Bimbingan Dan Konseling ini mengadakan kegiatan “Trauma Healing” yakni proses penyembuhan ketakutan pasca bencana alam yang telah menimpa wilayah tersebut, baik itu anak-anak, maupun dewasa. Kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh korban gempa tentu bukan hal yang sepele namun sesuatu yang berat untuk dilupakan dan dihilangkan dari pikiran dan kehidupan mereka oleh karena itu trauma healing ini merupakan salah satu upaya yang tepat untuk dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan mereka para korban gempa.
Dengan adanya kegiatan trauma healing ini para anak-anak dan dewasa terlihat sangat senang dan ceria, hal ini dilihat dari kedekatan antara konselor dan peserta yang mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan antusias yang tinggi. Kini mereka tersenyum indah seakan tidak ada ketakutan dan kecemasan yang sedang mereka hadapi dan para konselorpun merasa bahagia karena dapat berbagi dengan mereka yang sedang mendapat musibah. Bapak Rici Kardo, M.Pd., Kons selaku sekretaris program studi bimbingan dan konseling menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh semua manusia terlebih bagi konselor sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara kita yang menjadi korban gempa. Langkah awal yang dilakukan adalah menjalin kedekatan emosional yang baik kepada anak-anak korban gempa yang berada di tenda-tenda pengungsian yang seadanya saja.
Pendekatan ini di lakukan agar
terjalin komunikasi yang baik diantara mereka nantinya. Selanjutnya kegiatan
dilanjutkan dengan senam jari dan setelah itu barulah kegiatan utama
yakni Trauma Healing dengan mengajak anak-anak untuk
menggambar dan mewarnai di kertas HVS. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah
bagi anak-anak untuk meluapkan emosi terpendam merekan selama berada di
pengungsian. Selain itu anak-anak juga diberikan beberapa permainan yang bisa
membuat anak-anak bahagia sehingga mampu menghilangkan kecemasan yang
menghantuinya.