IAIN Batusangkar sudah resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar melalui Peraturan Presiden RI No.84 tahun 2022 yang ditetapkan tgl 8 Juni 2022. UIN Mahmud Yunus Batusangkar berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan layanan kepada mahasiswa, menambah fakultas dan program studi serta meningkatkan sarana dan prasarana perkuliahan. Perubahan bentuk ini juga dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan proses integrasi keilmuan Agama Islam dengan sains serta mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, seluruh civitas akdemika UIN Mahmud Yunus Batusangkar mencoba untuk meningkatkan kemampuan dosen dan tendiknya agar para lulusan yang dihasilkan dapat berkompetisi ditingkat nasional dan internasional serta memiliki suasana berbahasa inggris yang baik di seluruh kampus. Bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat diperlukan oleh civitas akademika untuk mengembangkan jejaring, kemampuan berkomunikasi serta meningkatkan mutu dosen dan tendik serta mahasiswanya. Dengan terciptanya atmosfir berbahasa inggris oleh dosen dan tendik, hal ini diharapkan interaksi dalam bahasa inggris akan sering terjadi sehingga mereka bisa mengundang mahasiswa internasional ataupun akademisi internasional untuk melakukan kegiatan kerjasama dibidang akademik atau non akademik.
Program pelatihan ini merupakan kerjasama antara Universitas PGRI Sumatera Barat dan UIN Mahmud Yunus. Program ini berlangsung selama 1 bulan pada bulan November 2022. Kegiatan ini dikoordinir langsung oleh kepala Unit Pengembangan Bahasa UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Bapak. Hendra, M. Pd.  Narasumber dari kegiatan ini dari Universitas PGRI Sumatera Barat yaitu Edwar Kemal, M.Hum dan M. Khairi Ikhsan, M.Pd. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini adalah dosen (diluar prodi Bahasa Inggris) dan tendik di lingkungan UIN Mahmud Yunus Batusangkar tersebut. Ada 25 (dua puluh lima) dosen dan tendik yang bergabung dalam kegiatan ini. Mereka yang berpartisipasi terlebih dahulu mendaftarkan diri kepada Unit Pengembangan Bahasa (UPB) kampus tersebut. Program ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: 

1.  Tahap sosilaisasi dan audiensi. Sosialisasi mengenai penyuluhan dan pelatihan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa pihak terkait, seperti dosen. Tendik dan beberapa civitas akademika terkait.

2.   Tahap pelatihan. Pada tahap ini dosen dan tendik  belajar disebuah ruangan kelas dengan sistim offline dengan model yang tersedia dan materi serta praktik yang berimbang. Sistim pembelajaran akan menggunakan sistim role-play dan demonstrasi dalam beberapa kelompok agar proses pembelajaran lebih cepat dimengerti.

3. Tahap tanya-jawab. Dimana dalam bagian terakhir ini para dosen dan tendik  diperkenankan untuk menanyakan segala hal terkait dengan materi yang disampaikan dan juga memberikan saran.
 
Diakhir program pelatihan ini, peserta pelatihan di uji kemampuannya dengan mampu berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris dari awal sampai akhir dalam konteks akademik dan perkantoran. Hasil yang didapatkan sangat menggembirakan bahwa hampir seluruh peserta mampu untuk menyampaikan ide atau pesan dalam Bahasa Inggris. Peserta tidak merasa cemas, gugup atau takut dalam berkomunikasi. (EK.2023)