Padang - Jemaat GBI Solagracia Kampung Nias Dibubarkan di Desa Banuran, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Aksi warga tersebut karena kesal dengan kerasnya musik jemaah gereja, Warga sudah diperingatkan. Sayangnya, peringatan tersebut tidak dihiraukan dan diulangi hingga terjadi aksi pembubaran.

Humas Polres Padang Ipda Yanti Devina mengatakan, gereja tersebut berlokasi di kawasan pemukiman padat penduduk. Dia mengatakan volume musik gereja mengganggu warga. "Rumahnya disana juga padat sekali. Mungkin karena ketidak nyamanan etika dari pelaku dan korban, ini terjadi miskomunikasi di antara mereka," ujarnya. 

Pada saat malam peristiwa itu , lanjut Ipda Yanti, jemaah gereja memutar musik terlalu keras. Ketika dia ditegur, terjadilah pengusiran.“Saat itu hari sudah mulai malam pelaku menegur orang yang di duga sedang beribadah ini . Karena musik yang dia gunakan sangat besar,” jelasnya.  Menurut Ipda Yanti, jemaah yang tetap menjalankan ibadah tidak terima dengan teguran warga. Bentrokan antara warga dan pemerintah kota pun tak terhindarkan. 

Sebelum kejadian viral, warga juga mengkritik jemaah gereja karena hal serupa. Kejadian berulang ini membuat marah warga.Sebelumnya kabar yang kami peroleh sudah mereka sudah pernah ditegur karena memutar musik terlalu keras. Sudah berulang , ujarnya. 

Karena beberapa kali teguran dilontarkan, warga pun geram terhadap jemaah gereja. “Mungkin karena marahnya terjadi seperti di video,” lanjutnya. Usai kejadian tersebut, jemaah gereja melapor ke polisi. Laporan tersebut merujuk pada ancaman senjata tajam.

"Korban melapor, laporan yang disampaikannya terkait pengancaman. Tidak ada kaitannya dengan penghentian layanan. Tapi kami berupaya mencari jalan tengah atas permasalahan ini," tuturnya. Menurut dia, ada kesalahan komunikasi antara pemilik dan penyewa. Selain itu, berdasarkan informasi yang diterima dari korban dan pelaku, tidak ada penyebab terhentinya layanan tersebut. 

Pelaku video viral tersebut sudah kami selidiki. Kami juga sudah menerima keterangan para korban. " dia berkata. Pastor Paroki GBI Solagracia Desa Nias 3 Padang, Hiatani Ziduhu Hia, mengatakan, dirinya dan 20 warga Nias sedang tengah beribadah di gereja.Menurut ibu-ibu, awalnya para perempuan itu datang sendiri ke rumah kontrakan tempat mereka beribadah . Setelah selesai bertugas, wanita tersebut mengaku sebagai pemilik rumah tersebut. Selain mengaku sebagai pemilik rumah, wanita tersebut juga melemparkan dua batu ke kaca rumah hingga pecah. 

“Saat itu sekitar pukul 20.35 WIB, kami khusyuk membaca Alkitab. Tiba-tiba ada perempuan yang mengaku sebagai pemilik rumah. Ibu menyuruh kami untuk tidak membungkuk. Dia melempar batu ke kaca sebanyak 2 kali. Kacanya juga pecah,” ujarnya. 

Selain itu, usai memecahkan kaca jendela rumah, diduga suami pelaku juga datang dan meneriaki jemaah lainnya dengan menggunakan parang. Pria itu juga melarang jemaah GBI Solagracia untuk tetap beribadah. “Kami juga terus berdoa, tiba-tiba datang lagi di duga suami pelaku ini. Membentak dan melarang kami untuk tidak beribadah lagi. Dan kami tetap tenang dan mencoba menjelaskan kepada mereka. Namun mereka tidak memperdulikan kami. Sang ibu pun mengatakan bahwa apa yang dilakukannya adalah kemauannya. Karena menurutnya rumah tempat kita beribadah adalah rumahnya,” ujarnya. 

“Padahal kami tahu dia bukan pemilik rumah. Karena kami membayar orang lain. Yang menerima uang kami juga tahu bahwa kami kadang-kadang menggunakan tempat ini untuk beribadah. RT sudah mengetahui kegiatan kami. Soal faktor baru, yang kita tahu adalah anak dari kerabat pemilik rumah, bukan pemilik rumah,” lanjutnya. 

Selain itu, Hiatani, seorang pelaku bersenjatakan parang, meneror dirinya dan jemaat lainnya. Ia pun mengancam jemaah jika tetap menjalankan ibadah. Menurut dia, pelaku lain juga membawa parang. Sedangkan untuk ibadah, katanya, dia menggunakan rumahnya untuk belajar Alkitab. Menurutnya, kegiatan ini hanya dilakukan sebanyak empat kali. Dan baru kali ini ancaman serupa terjadi.  “Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Dan pelakunya malam itu juga sudah dilimpahkan ke Polsek Padang. Setelah melapor Tapi kami belum tahu situasinya,” jelasnya.

Terkait kejadian tersebut, ia menyatakan akan terus melaporkan pelaku yang mengancam dan membubarkan mereka yang sedang beribadah. Menurutnya, kasus tersebut merupakan masalah serius. Sebuah video pemilik tanah dan warga yang melakukan perusakan terhadap jemaah GBI Solagracia Kampung Nias saat beribadah viral di media sosial. 

(SN)