PameoNews.com - Kabupaten Pasaman Barat, yang dikenal dengan kekayaan budaya dan potensi alamnya, menghadapi berbagai tantangan dalam mengoptimalkan fungsi administrasi nagari. Dari pelayanan publik yang tidak efektif hingga pemekaran wilayah yang kurang terencana, masalah-masalah ini berdampak langsung pada budaya, bahasa, dan hubungan sosial masyarakat setempat.

Pelayanan Publik yang Tidak Efektif

Di Nagari Persiapan Bandua Balai, penelitian menunjukkan bahwa sistem pelayanan publik belum berjalan efektif. Kurangnya sosialisasi program pemerintah kepada masyarakat mengakibatkan tumpang tindih peran antara masyarakat dan pemerintah nagari. Alhasil, pelayanan yang diberikan sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, memicu ketidakpuasan dan penurunan kepercayaan terhadap pemerintah.

Pemekaran Wilayah Tanpa Perencanaan Matang

Pasaman Barat menjadi kabupaten dengan pemekaran nagari terbesar di Sumatera Barat, menciptakan 72 nagari baru dari total 175 pemekaran di provinsi tersebut. Namun, pemekaran yang tidak didukung oleh perencanaan yang matang telah menimbulkan ketidakefisienan dalam pelayanan publik. Banyak nagari baru menghadapi kendala pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan yang merata.

Dampak pada Budaya dan Bahasa Daerah

Tantangan administrasi ini juga berdampak pada pelestarian budaya dan bahasa daerah. Masyarakat Pasaman Barat menggunakan bahasa Minangkabau dialek Pasaman, bahasa Batak (Mandailing), atau kombinasi keduanya. Namun, minimnya dukungan terhadap program kebahasaan dan kegiatan budaya mengancam kelestarian identitas lokal. Generasi muda mulai kehilangan minat untuk melestarikan budaya tradisional mereka, seperti seni adat dan bahasa daerah.

Konflik Sosial Akibat Administrasi yang Lemah

Masalah sosial yang lebih kompleks muncul akibat buruknya koordinasi administrasi. Di Nagari Air Bangis, misalnya, konflik klaim tanah ulayat menjadi sorotan. Ketidakjelasan koordinasi antara pemerintah nagari dan masyarakat menyebabkan sengketa lahan, yang tidak hanya memicu konflik tetapi juga menurunkan kualitas hubungan sosial di wilayah tersebut.

Langkah Perbaikan untuk Masa Depan

Untuk mengatasi permasalahan ini, perbaikan dalam fungsi administrasi nagari menjadi prioritas. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Peningkatan Sosialisasi Program Pemerintah: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengambilan keputusan untuk memastikan pelayanan publik yang sesuai kebutuhan.
  • Perencanaan Pemekaran yang Matang: Pemekaran wilayah perlu disertai analisis mendalam terkait kebutuhan infrastruktur, anggaran, dan sumber daya manusia.
  • Dukungan terhadap Pelestarian Budaya: Program yang mendukung bahasa daerah dan kegiatan adat perlu difasilitasi agar generasi muda terlibat aktif dalam melestarikan warisan budaya.
  • Pengelolaan Konflik Sosial: Pemerintah nagari harus memperkuat koordinasi dengan masyarakat dalam menangani isu-isu sensitif, seperti klaim tanah ulayat.

Dengan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat, Pasaman Barat dapat mengatasi tantangan administrasi ini. Langkah nyata dalam pelayanan publik, pembangunan nagari, dan pelestarian budaya akan menjadi fondasi penting untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Ditulis oleh Randi Nasution