Prokrastinasi atau menunda-nunda suatu tugas banyak dilakukan, apalagi jika berhadapan dengan tugas yang tidak menyenangkan. Dalam suatu titik, kita semua kadang melakukannya. Namun, bagi orang dengan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), prokrastinasi adalah perilaku umum dan ini bisa menjadi hambatan yang sangat menantang.
Orang dengan ADHD mungkin merasa kesulitan untuk memulai proyek baru atau tetap mengerjakannya setelah memulainya. Mereka juga mungkin menunda-nunda dalam melakukan tugas sehari-hari, misalnya membayar tagihan atau mencuci pakaian.
Perilaku tersebut bukan karena malas atau menyepelekan tugas, melainkan karena alasan medis yang terkait dengan ADHD.
Pada orang tanpa ADHD, kemampuan manajemen waktu merupakan hal biasa sehari-hari. Namun, ini tidak berlaku untuk orang dengan ADHD. Kemampuan ini bisa menjadi hambatan bagi mereka untuk melakukan dan menyelesaikan tugas secara efisien.
Mereka akan merasa sulit untuk mengurutkan prioritas dan menilai berapa lama waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ketika buruknya manajemen waktu terjadi, hal itu dapat menyebabkan kecenderungan untuk menunda-nunda.
Orang dengan ADHA mungkin merasa kewalahan oleh tugas-tugas yang harus mereka lakukan, dan mereka mungkin tidak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana mengalokasikan waktu dengan efektif.
Namun, mereka mungkin tidak menyadari bahwa dengan menunda-nunda, tekanan dan kecemasan justru bisa makin meningkat di kemudian hari.
Strategi yang bisa dicoba misalnya mengatur prioritas, membuat jadwal, menggunakan pengingat, dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Jika masih kesulitan, jangan ragu berkonsultasi dengan konselor, psikolog, atau psikiater.