Atribut kemeriahan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi akan hilang, seiring dengan perjalanan waktu Agustus menuju September.

Sesuai instruksi presiden, pengibaran bendera Merah Putih diberlakukan mulai 1 hingga 31 Agustus. Begitu masuk September, semua atribut berwarna merah dan putih itu akan dicopot, baik oleh masyarakat di rumah-rumah maupun di kantor-kantor instansi pemerintah.

Namun, pencopotan atribut itu tidak berarti ikut melunturkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam momen kemerdekaan itu.

Kemerdekaan itu adalah warisan emas dari para pejuang dan leluhur kita di masa lalu. Tugas kita yang tidak akan kalah luhur dengan perjuangan para pahlawan di masa lalu itu adalah merawat dan mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan kehidupan yang damai, bahagia, dan sejahtera.

Proklamator kemerdekaan Indonesia Soekarno atau Bung Karno pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 1961, mengingatkan bahwa perjuangan generasi terdahulu lebih mudah karena mengusir penjajah, "Tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".

Apa yang disampaikan oleh Presiden pertama RI itu patut menjadi renungan bersama seluruh elemen bangsa. Pengertian dari "melawan bangsamu sendiri", bukan sekadar dimaknai melawan orang lain sesama warga bangsa. Ini juga bisa dimaknai melawan diri sendiri, khususnya ego, yang mungkin lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan dengan kepentingan bersama sebagai bangsa.

Menjaga dan memperjuangkan kepentingan bersama adalah kunci dari ikhtiar kolektif merawat kemerdekaan Indonesia ini pada masa kini dan mendatang.

Dengan berpegang pada kepentingan bersama ini, maka, apa pun profesi dan kegiatan kita, tidak akan pernah melenceng dari jalur, apalagi hingga mengkhianati warisan para leluhur bangsa ini.

Merawat itu tidak perlu ke hal muluk-muluk dan rumit. Cukup dari hal-hal sederhana. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang kita praktikkan selama mempersiapkan perayaan kemerdekaan, sebagaimana termanifestasi dalam ajang lomba-lomba, yakni gotong royong, dan kekompakan dalam satu lingkungan tempat tinggal, hendaknya terus kita pelihara pada masa-masa di luar Bulan Agustus.

Kebersamaan dan kepedulian bersama yang kita wujudkan selama Agustus, jangan ikut luntur bersama pelucutan bendera Merah Putih dan berbagai atribut perayaan kemerdekaan.

Jiwa filantropi, misalnya, dengan mudah kita wujudkan dengan ikut urunan saat lingkungan tempat kita tinggal menjadi peserta lomba Agustusan, harus kita pelihara sepanjang masa. Kepedulian terhadap sekitar tidak boleh padam bersama luruhnya bendera dari tiang.

Terus pasang mata dan telinga untuk peduli pada tetangga yang membutuhkan bantuan kita, meskipun sekadar saran atau mendengarkan kegundahannya menghadapi suatu masalah.

Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan tempat tinggal adalah kebiasaan yang menginternalisasi dalam hidup bersama. Kebiasaan itu tidak boleh melekat hanya untuk memenuhi penilaian juri dalam lomba agustusan.

Manfaat kebersihan dan keindahan lingkungan bukan untuk dinikmati juri lomba, melainkan untuk kita bersama. Lingkungan bersih dan indah akan menyehatkan jiwa dan raga seluruh warga di lingkungan tempat kita tinggal.(SS)