Jakarta - Calon wakil presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku meminta masukan dari Presiden Joko Widodo sebelum memutuskan mencalonkan diri pada Pilpres 2024 bersama Anies Baswedan. Cak Imin mengatakan, rencana meminta pendapat Jokowi, pada Selasa (29/08) saat internal PKB membahas keputusan Cak Imin menjadi calon wakil presiden Anies. 

Namun Imin mengaku saat itu pihaknya belum berani mengambil keputusan sehingga ingin meminta pendapat para senior, termasuk Jokowi. “Selasa malam saya rapat internal DPP, masih fifty-fifty, tapi harus ada arahan. Rabu pagi, arahan itu hampir terjadi, tapi saya belum berani mengambil keputusan. Namun Saya bilang akan konsultasi ke semua senior, jangan ambil keputusan,” kata Imin, Senin malam (9 April) di acara Mata Najwa yang ditayangkan YouTube Najwa Shihab. “Saya itu langsung minta waktu beliau (Jokowi) sowan kemudian oke dicari waktu segera bersama teman-teman,” imbuhnya. 

Karena singkatnya waktu mengambil keputusan karena padatnya jadwal Jokowi, Cak Imin mengaku tak sempat bertemu dengan Jokowi sebelum mengambil keputusan. Bahkan, Imin mengaku sempat mencoba bernegosiasi dengan Jokowi di sela-sela acara. Namun upaya tersebut tidak terwujud. “Sampai Kamis, hingga Jumat, dua hari saya tidak bisa sampai tepat waktu karena jadwalnya yang padat, hampir saya kejar di acara di Senayan,” kata Imin. 

Meski demikian, Imin mengaku tetap menyampaikan keputusannya menjadi calon wakil presiden Anies kepada Jokowi melalui pesan singkat karena tidak bisa bertemu langsung. “Karena tidak keburu, saya hanya mengirimkan pesan bahwa waktu untuk sowan belum bisa dilaksanakan,” jelas Imin.   

PKB saat ini terus menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Parpol koalisi Jokowi kini terpecah menjadi tiga kubu jelang Pilpres 2024.  PKB dan NasDem mendukung capres Anies Baswedan. PAN, Golkar, Gerindra mendukung Prabowo Subianto. Sementara PDIP dan PPP mendukung Ganjar Pranowo. (SN)