Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan penyebab kenaikan harga beras di pasaran. Menurut Jokowi, hal tersebut disebabkan oleh kenaikan harga beras di seluruh negara. “Iya karena semua negara naik, pasti naik. Sama komoditi lain. BBM juga begitu kan? Kalau harga dunia naik pasti pasar dalam negeri naik. Harga pangan juga seperti ini, kata Jokowi usai meninjau Gudang Bulog Dramaga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, Jokowi menyebut beberapa negara telah menghentikan ekspor beras. Menurut Jokowi, hal tersebut sama seperti ketika Ukraina dan Rusia memutuskan untuk berhenti mengekspor gandum sehingga menyebabkan harga bahan tersebut meningkat. “Sama dengan gandum. Ukraina dan Rusia, dengan stok hingga 200 juta ton, stop. Jadi terguncang dan harga gandum naik. “Tetapi yang paling penting adalah kita memiliki kepemimpinan eksekutif untuk menangani hal ini,” katanya.
Menurut Jokowi, yang terpenting pasokan beras di gudang-gudang Indonesia masih aman. Bahkan, dia juga menyebut pemerintah akan terus memberikan bantuan beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Yang penting setelah Bulog mengalirkan semua pengecer, Bulog mengalirkan Cipinang, diberikan juga kepada masyarakat, seperti operasi pemasaran yang diberikan kepada masyarakat. Jadi gudang umum, gudang pribadi semua ada. Karena kita kasih 210 ribu ton, itu jumlah yang tidak sedikit lho. “Kepada 21,3 juta penerima,” jelasnya.
Apakah kenaikan harga beras juga mempengaruhi inflasi?
Faktanya, terjadi peningkatan di sektor tersebut, meski inflasi kita masih di angka 3,2 persen, kata Jokowi. “Saya kira inflasi akan terus bertahan di 3” imbuhnya.(SN)