Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, mengapresiasi inovasi Universitas Andalas (Unand) yang mengolah produk gambir menjadi tinta yang akan digunakan oleh KPU pada Pemilu 2024.
"Gambir merupakan salah satu produk unggulan dari Sumbar. Selama ini harga produk itu sangat fluktuatif tergantung eksportir. Dengan adanya inovasi Unand ini, ke depan fluktuasi harga bisa lebih terjaga," katanya, Rabu (14/9/2023).
Dari data Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar, luas lahan gambir di Sumbar saat ini sekitar 28.497 hektare. Mayoritas tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan da Limapuluh Kota.
Sementara itu, jumlah produksi gambir Sumbar mencapai 13.983 ton per tahun. Jumlah itu diperkirakan 85 persen dari jumlah produksi gambir nasional.
Menurut Mahyeldi, Pemprov Sumbar telah melakukan sejumlah langkah untuk memberikan kepastian harga kepada petani gambir, antara lain berupaya mendirikan badan layanan umum daerah (BLUD) khusus gambir.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumbar juga mulai memberikan pelatihan kepada petani gambir agar bisa mengolah produk mentah menjadi tanin dan katechin agar harga jualnya menjadi lebih baik.
Namun hingga saat ini, harga gambir masih ditentukan oleh pedagang dan eksportir. Jika harga turun drastis, petani gambir menjadi pihak yang paling dirugikan.
"Kami berterima kasih kepada Unand atas inovasinya. Ini sekaligus menunjukkan kualitas Unand sebagai kampus yang konsentrasi terhadap riset yang kemudian bisa diimplementasikan untuk mendukung pembangunan daerah," katanya.
la berharap, ke depan Unand terus bisa memberikan kontribusi untuk mendukung pembangunan dan bisa tetap berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggunakan tinta berbahan baku gambir hasil inovasi Universitas Andalas (Unand) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Alhamdulillah hasil riset dan inovasi Unand, tinta dari gambir, menang untuk pengadaan yang nantinya digunakan pada Pemilu 2024," kata Rektor Unand, Yuliandri.
Menurutnya, hasil riset dan inovasi tinta tersebut lahir berkat kerja sama dengan PT Kudo Indonesia Jaya, dan telah diakui KPU RI. Bahkan, tinta hasil inovasi anak bangsa tersebut akan digunakan di enam zona.
Artinya, tinta hasil inovasi Unand akan digunakan di 35 provinsi di Tanah Air dengan kebutuhan hampir satu juta botol, tepatnya 981 ribu botol yang nantinya disebar ke setiap tempat pemungutan suara (TPS) saat Pemilu serentak berlangsung.
Prof Yuliandri yang juga ahli hukum Unand tersebut mengatakan tinta yang dihasilkan perguruan tinggi itu memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan tinta yang dipakai pada saat pemilu sebelumnya.
Pertama, tinta yang dibuat perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut mampu bertahan selama beberapa hari setelah dicelupkan ke jari. Hal itu dinilai krusial untuk mengantisipasi adanya individu yang ingin melakukan kecurangan saat pencoblosan.
Kedua, kata dia, tinta berbahan baku gambir tersebut dijamin halal. Artinya, bagi kaum Muslim yang ingin menunaikan shalat tidak perlu harus menghapus atau menghilangkan noda tinta pada jari setelah pencoblosan. "Jadi, bagi Muslimin yang ingin menunaikan shalat tidak perlu khawatir karena ini dijamin halal,". (SS)